Jumat, 21 Juni 2013

Benchmarking ( Patok Duga )

1.    Definisi Patok Duga
Ada beberapa definisi mengenai patok duga. Beberapa di antaranya adalah:
a.       Gregory H. Watson mendefinisikan patok duga sebagai pencarian secara berkesinambungan dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah pada kinerja kompetitif unggul.
b.      David Kearns (CEO dari Xerox) mendefinisikan patok duga adalah suatu proses pengukuran terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing kita yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
c.       Teddy Pawitra mendefinisikan patok duga sebagai suatu proses belajar yang berlangsung secara sisitematis dan terus-menerus dimana setiap bagian dari suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling unggul.
d.      Goetsch dan Davis mendefinisikan patok duga sebagai proses pembanding dan pengukuran operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang trbaik dalam kelasnya, baik dari dalam maupun dari luar industri

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan “Fisik” dan “Mental”. Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan secara “Mental” Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri bila setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan kesenjangan yang cukup tinggi.

Dari berbagai definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan                   ( Pawitra, 1994, p.12 ), yaitu :
a.       Benchmarking merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu perusahaan yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
b.    Fokus dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahan lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa menjalar kearah proses, fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll. Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka panjang tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu berada.
c.    Praktik banchmarking berlangsung secara sistematis dan terpadu dengan praktik manajemen lainnya, misalnya TQM, corporate reengineering, analisis pesaing, dll.
d.    Kegiatan benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan, pemilihan yang tepat tentang apa yang akan di- benchmarking-kan, pemahaman dari organisasi itu sendiri, pemilihan mitra yang cocok dan kemampuan untuk melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis.

2.    Dasar Pemikiran Perlunya Patok Duga
Dorongan untuk melakukan patok duga banyak ditentukan oleh faktor kepuasan pelanggan. Afanya pemasok yang semakin kompetitif telah membuat pelanggan mengetahui dan meminta standar produk dan pelayanan yang berbeda dan lebih baik. Kepuasan pelanggan pun semakin lama semakin sulit dipenuhi oleh adanya keinginan dan kebutuhan yang secara naluriah makin meningkat, sehingga upaya memuaskan pelanggan pun bukan melulu sekedar memuaskan tetapi telah menjadi suatu upaya yang kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan yang terbaik kepada pelanggannya.
Salah satu dasar pemikiran perlunya patok duga adalah bahwa tidak ada gunanya pengasingan diri di dalam suatu laboratorium khusus untuk berusaha menemukan proses baru yang dapat meningkatkan kualitas atau mengurangi biaya, apabila proses itu sendiri sudah ada.

3.    Jenis – Jenis Patok Duga
Dalam praktik umumnya dikenal ada empat jenis dasar dari patok duga, yaitu:
a.    Patok duga internal
Pendekatan ini dilakukan dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan bagian internal lainnya dalam satu organisasi. Yang dibandingkan dapat berupa kinerja setiap departemen, divisi, cabang di perusahaan yang sama yang terbesar secara geografis.
b.    Patok duga kompetitif
Pendekatan dilakukan dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai pesaing. Faktor yang dibandingkan bisa berupa karakteristik produk, kinerja, dan fungsi dari produk yang sama yang dihasilkan pesaing dalam pasar yang sama.
c.    Patok duga fungsional
Dalam patok duga fungsional diadakan perbandingan fungsi atau proses dari perusahaan – perusahaan yang berada di berbagai industri.
d.    Patok duga generik
Patok duga generik adalah perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung sama di setiap industri. Oleh karena proses itu sama di setiap perusahaan, misalnya menerima pesanan, pelayanan pelanggan, dan pengembangan strategi, maka dapat diadakan patok duga meskipun perusahaan itu berada di bidang industri yang berbeda.

Selain keempat jenis dasar tersebut, ada pula jenis khusus, misalnya patok duga strategik ( aplikasi patok duga pada tingkat strategik ), patok duga operasional ( hanya ruang lingkupnya berbeda dari patok duga strategik ), patok duga global ( perluasan patok duga strategik, termasuk mitra pato duga global ), dan lain – lain.

4.    Peranan Manajemen dalam Patok Duga
Manajemen memegang peranan penting dalam prose patok duga. Tanpa  adanya dukungan, keterlibatan, dan komitmen dari manajemen puncak, maka tidak mungkin dilaksanakan patok duga. Berbagai pertimbangan patok duga yang membutuhkan dukungan manajemen sebelum prosesnya dapat dimulai adalah komitmen terhadap perubahan, pendanaan, personil, pengungkapan, dan keterlibatan.
a.    Komitmen terhadap Perubahan
Patok duga merupakan usaha yang membutuhkan komitmen sungguh – sungguh terhadap perubahan secara radikal dalam proses suatu perusahaan agar dapat menjadi yang terbaik dalam kelasnya. Bila komitmen ini tidak ada, maka hanya akan terjadinya pemborosan biaya dan tenaga, serta kekecewaan pada setiap karyawan yang menginginkannya.
b.    Pendanaan
Hanya pihak manajemen yang berwenang atas pengeluaran dana untuk patok duga. Dana ini akan mendukung perjalanan bagi tim untuk mengunjungi organisasi – organisasi yang memiliki proses terbaik di kelasnya.
c.    Sumber Daya Manusia
Manajemen juga merupakan satu – satunya pihak yang dapat memutuskan dan menugaskan sumber daya manusia yang  tersedia untuk melakukan patok duga. Meskipun biaya sumber daya manusia biasanya jauh lebih tinggi dari pada biaya perjalanan, ketersediaan personil jarang sekali merupakan persoalan kecuali bagi perusahaan sasaran.
d.    Pengungkapan
Masing – masing pihak yang terlibat dalam patok duga harus mengungkapkan mengenai proses dan praktiknya. Dapat dipahami bila pihak manajemen enggan atau rangu – ragu untuk mengungkapkan informasi seperti itu kepada saingannya, tetapi bagaimana halnya bila mitra patok duga bukan pesaing? Memang tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut tidak akan bocor. Akan tetapi bila organisasi memiliki proses unik yang memberikannya keunggulan kompetitif, maka proses tersebut harus diperlakukan seabagai rahasia dan tidak dijadikan aspek yang akan dipatok duga. Dalam hal ini hanya pihak manajemen yang berwenang membuat keputusan untuk mengungkapkan suatu informasi.
e.    Keterlibatan
Manajemen harus terlibat aktif dan nyata dalam setiap aspek proses patok duga. Manajemen harus terlibat dalam penentuan proses yang akan dipatok duga dan mitra patok duga. Menajemen memiliki kemudahan dalam membentuk saluran komunikasi antar perusahaa, karena manajer puncak biasanya terlibat dalam organisasi profesi. Dialog antar manajemen puncak sebaikya diupayakan berlangsung periodik.
Keterlibatan secara aktif dari pihak manajemen dapat menyebabkan semakin produktifnya setiap level dalam melaksanakan aktivitas patok duga. Selain itu, bawahan akan memahami pentingnya usaha patok duga berdasarkan sejauh mana keterlibatan pihak manjemn dalam proses. Hal – hal penting berkaitan dengan peranan manajemen dalam patok duga adalah:
§  Agar patok duga dapat produktif, manajemen harus memiliki komitmen yang tinggi terhadap perubahan.
§  Manajemen harus menyediakan dana yang dibutuhkan.
§  Manajemen harus mengalokasikan sumber daya manusia yang tepat.
§  Informasi yang dapat diungkapkan kepada mitra patok duga hanya dapat disiapkan dan ditentukan pihak manajemen.
§  Manajemen ppuncak harus terlibat secara langsung dalam kegiatan patok duga.

5.    Prasyarat Patok Duga
Sebelum melaksanakan patok duga, organisasi harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
a.    Kemauan dan Komitmen
Tanpa adanya kemauan dan komitmen terhadap patok duga, maka organisasi tidak dapat maju.
b.    Keterkaitan Tujuan Strategik
Patok duga membutuhkan fokus yang kuat. Tujuan patok duga harus dikaitkan dengan tujuan strategik perusahaan, serta memberikan pedoman spesifik dan fokus pada setiap usaha yang dilakukan.
c.    Tujuan untuk Menjadi Terbaik, Bukan Hanya untuk Perbaikan
Perbaikan bertahap merupakan suatu upaya baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan, akan tetapi usaha ini tidaklah cukup bila kinerja perusahaan saat ini tertinggal jauh dari perusahaan kelas dunia. Dalam kondisi demikian diperlukan patok duga untuk mencapai perubahan radikal dan meraih peningkatan kinerja yang sangat besar, bukan hanya beberapa persen pertambahan dari kinerja sebelumnya.
d.    Keterbukaan terhadap Ide – Ide
Inti dari patok duga adalah menyerap dan mengadaptasi hasil kerja dan ide pihak lain. Oleh karena itu perusahaan harus terbuka terhadap ide – ide baru untuk patok duga yang memberikan nilai baru. Suatu ide baru telah terbukti keberhasilannya akan lebih mudah diterima.
e.    Pemahaman terhadap Proses, Produk, dan Jasa yang Ada
Sudah menjadi keharusan bagi suatu organisasi untuk memahami proses, produk, jasa, dan praktiknya secara keseluruhan sehingga organisasi tersebut dapat menentukan apa yang duga perlu dipatok. Selain itu diperlukan pemahaman proses secara mendalam sehingga dapat membuat ukuran perbandingan yang berarti terhadap mitra patok duga.
f.     Proses yang Terdokumentasi
Pemahaman terhadap proses saja tidak cukup, tetapi proses – proses tersebut harus didokumentasikan. Hal ini dikarenakan:
§  Semua orang yang berhubungan dengan suatu prosesharus memiliki pemahaman yang sama terhadap proses yang bersangkutan. Pemahaman tersebut hanya bisa diperoleh dari dokumentasi.
§  Dokumentasi sebelumnya adanya perubahan berguna dalam pengukuran peningkatan kinerja setelah dilaksanakannya patok duga.
§  Mitra patok duga belum tentu akrab dengan proses yang dimiliki suatu organisasi. Dengan adanya pemahaman yang didapatkan dari dokumentasi, maka mitra tersebut dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan.
g.    Ketrampilan Analisis Proses
Perusahaan membutuhkan orang ang memilikiketrampilan dalam menggolongkan dan mendokumentasi proses. Orang ini bisa karyawan perusahaan, tetapi bisa pula konsultan. Ketrampilan seperti ini dibutuhkan untuk menganalisis proses, produk, dan jasa perusahaan maupun mitra patok duga, serta membantu pengadaptasian proses tersebut untuk kebutuhan organisasi.
h.    Ketrampilan Riset, Komunikasi, dan Pembentukan Tim
Ketrampilan tambahan juga dibutuhkan, seperti ketrampilan riset, komunkasi, dan pembentukan tim. Riset dibutuhkan untuk mengidentifikasi pemilik proses yang terbaik di kelasnya. Komunikasi dan pembentukan tim diperlukan untuk melaksanakan patok duga.

6.    Aturan Main dan Kode Etik
Ada aturan main yang berlaku dalam pengumpulan data yang lengkap tentang bagaimana bagaiman sebuah perusahaan memutar roda bisnisnya. Berikut ini adalah beberapa yang bersumber dari International Benchmarking Clearinghouse ( IBC ) mengenai langkah – langkah yang dilakukan terhadap perusahaan yang akan dipatok duga.
Penjelasan pertama, langkan yang baik menuju patok duga adalah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
a.       Memanfaatkan penelitian sekunder untuk mendapatkan data – data umum tentang perusahaan yang akan dipatok duga.
b.      Membeli produk pesaing pada tempat penjualan umum kemudian melakukan reverse engineering.
c.       Melakukan riset pasar dan survai mengenai kepuasan pelanggan.
d.      Sedapat mungkin mengumpulkan informasi atau data di saat transaksi terjadi.
e.       Meminta perusahaan lain untuk secara langsung berbagi informasi tentang roses yang mereka jalankan.
f.        Memotivasi karyawan agar membangun data base menyangkut apa saja yang mereka ketahui tentang pesaing.

Penjelasan kedua menyangkut langkah – lanhkah yang keliru, antara lain:
a.       Masuk secara diam – diam ke dalam sistem sebuah perusahaan untuk menggali informasi.
b.       Menyuap seseorang untuk menjadi informan.
c.       Meyadap rahasia perusahaan yang akan dipatok duga ataupun terhadap aktivitas komunukasinya.
d.      Mempelajari secara sembrono langkah – langkah ypenetapan harga yang dilakukan pesaing.
e.       Melakukan pertukaran informasi sebelum informasi itu dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.

Penjelasan ketiga menyangkut langkah – langkah yang masih perlu diperimbangkan lagi, misalnya:
a.       Merekrut karyawan dari perusahaan lain dengan maksud menggali informasi tentang perusahaan tersebut.
b.      Bertanya tanpa menyebut nama dan asal perusahaan dalam suatu pertemuan teknis patok duga.
c.       Menjadi pelanggan juranl yang diterbitkan pesaing atau mengikuti pertemuan yang diadakan pesaing sebagia individual, tanpa menyebut asal perusahaan.

Penjelasan keempat adalah beberapa hal yang perlu dihindari, seperti:
a.       Membicarakan informasi yang telah diperoleh dari sebuah perusahaan pada saat mengunjungi perusahaan lainnya.
b.      Menyebarkan informasi kepada publik tentang patok mitra duga tanpa mendapat ijin sebelumnya.
c.       Menanyakan sesuatu yang kita sendiri belum tentu memanfaatkannya.
d.      Mengunjungi dan meminta informasi dari mitra patok duga tanpa lebih dulu menguasai proses yang dijalani oleh perusahaan tempat kita berasal.
e.       Selagi mengadakan kunjungan, mengusulkan perubahan waktu atau rencana demi mendapatkan manfaat tambahan bagi perusahaannya sendiri.

Di samping itu, ada semacam kode etik dari International Benchmarking Clearinghouse yang harus diikuti antara lain:
§  Prinsip Legalitas
Pihak – pihak yang terlibat dalam patok duga harus dapat menghindarkan diri dari diskusi atau tindakan yang dapat menjadi penghambat perdagangan, persengkokolan harga, permainan lelang atau penguasaan rahasia perdagangan.
§  Prinsip Pertukaran
Masing – masing pihak bersedia memberikan informasi yang sebanding. Untuk itu diperlukan adanya diskusi pendahuluan untuk memperjelas harapan dan mencegah salah pengertian.
§  Prinsip Kerahasiaan
Perusahaan yang memperoleh informasi dari patok duga diwajibkan untuk merahasiakannya. Tidak dibenarkan memberikan informasi pihak lain tanpa persetujuan kedua belah phak.
§  Prinsip Penggunaan
Informasi yang diperoleh dari patok duga sebaiknya digunakan untuk meningkatkan proses operasional dalam perusahaan yang melaksanakannya. Bahannya sama sekali tidak boleh digunakan sebagai periklanan atau pemasaran.
§  Prinsip Kontak Pihak Pertama
Bila pendekatan dilakukan pada salah satu pihak mitra patok duga potensial, sebaiknya jangan menghubungi unit operasi yang akan dipatok duga. Tetapi yang perlu dihubungi adalah salah satu manajer senior, manajer pengendalian kualitas atau sumber daya manusia untuk meminta bantuan.
§  Prinsip Kontak Pihak Ketiga
Kecuali ada ijin dari kedua belah pihak atau pejabat yang ditunjuk menangani masalah hukum patok duga, tidak dibenarkan memberitahukan nama – nama peserta patok duga kepada pihak ketiga.

7.    Hambatan – Hambatan Terhadap Kesuksesan Patok Duga
Beberapa faktor penghambat yang dapat menyebabkan kegagalan pelaksanaan patok duga adalah:
a.    Fokus Internal
Agar patok duga dapat memberikan hasil yang diharapkan, maka organisasi harus memahami bahwa ada organisasi lain yang memiliki proses yang jauh lebih baik. Bila organisasi terlalu berfokus internal dan mengabaikan kenyataan bahwa proses yang terbaik dalam kelasnya dapat menghasilkan efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka visi organisasi menjadi sangat sempit. Kepuasan terhadap diri sendiri ini dapat mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
b.    Tujuan Patok Duga Terlalu Luas
Tujuan patok duga yang terlalu luas seperti “ meningkatkan laba “ dapat mengakibatkan kegagalan. Patok duga membutuhkan tujuan yang lebih spesifik dan berorientasi pada bagaimana ( proses ), bukan pada apa             ( hasil ). Sasaran yang ingin dicapai dapat dipersempit, misalnya menjadi “ memeperbaiki atau mengganti proses pembuatan faktur sehingga mengurangi kesalahan sebesar 50 persen “.
c.    Skedul yang Tidak realistis
Patok duga membutuhkan kesabaran, karena merupakan proses keterlibatan yang membutuhkan waktu. Apabila dilakukan terburu – buru dalam waktu yang amat singkat, maka kemungkinan gagalnya sangat besar. Skedul yang terlampau lama juga tidak baik, karena mungkin ada yang salah dalam pelaksanaannya.
d.    Komposisi Tim yang Kurang Tepat
Bila suatu proses ditetapkan untuk dipatok duga, maka orang – orang yang berhubungan dengan suatu proses dan menjalankan proses tersebut sehari – hari harus dilibatkan. Merekalah yang paling memahami proses operasi yang dilaksanakan, dan mereka pulalah yang paling siap untuk mendeteksi perbedaan yang ada antara proses organisasi dan mitra patok duganya. Bila mereka tidak dilibatkan, maka hasil yang diharapkan kemungkinan besar tidak dapat tercapai.
e.    Bersedia Menerima “ OK – in – Class “
Seringkali organisasi bersedia memilih mitra yang bukan terbaik dalam kelasnya. Hal ini dikarenakan 3 pertimbangan berikut:
§  Yang terbaik di kelasnya tidak berminat untuk berpartisipasi
§  Riset mengidentifikasi mitra yang keliru
§  Perusahaan patok duga malas berusaha dan hanya memilih mitra yang lokasinya dekat
f.     Penekanan yang Tidak Tepat
Salah satu penyebab kegagalan yang seringkali timbul adalah tim terlalu menekan aspek pengumpulan dan jumlah data. Padahal aspek yang paling penting adalah proses itu sendiri, sedangkan data dan angka – angka hanyalah faktor pendukungnya.
g.    Kekurangpekaan terhadap Mitra
Kepekaan terhadap mitra merupakan faktor yang paling penting dalam hubungan kemitraan. Mitra patok duga memberikan akses kepada organisasi patok duga untu mengamati prosesnya. Selain itu mitra tersebut juga menyediakan waktu yangberharga dan personil kuncinya untuk membantu proses patok duga. Oleh karena itu mereka harus dihormati dan dihargai. Paling tidak mereka juga ingin mendapatkan perlakuan yang sama.
h.    Dukungan Manajemen Puncak yang Terbatas

Dukungan manajemen puncak merupakan faktor yang sangat penting bagi kesuksesan setiap tahap aktivitas patok duga. Dukungan terus – menerus dari manajemen puncak dibutuhkan untuk memulai patok duga, membantu tahap persiapan, dan juga menjamin tercapainya manfaat yang dijanjikan.

Rabu, 03 April 2013

Persiapan Presentasi



a.      Penguasaan terhadap topik atau materi yang akan dipresentasikan
Penguasaan terhadap materi yang akan dipresentasikan merupakan salah satu syarat penting agar apa yang ingin disampaikan kepada audiens dapat mencapai sasaran. Ketidakpastian terhadap materi yang akan dipresentasikan bukan saja menghambat penyampaian pesan kepada audiens, tetapi juga akan memberikan citra ( image ) yang kurang baik bagi pembicara yang bersangkutan. Oleh karena itu, kuasailah materi tersebut dengan baik sebelum melakukan presentasi di hadapan audiens.
b.      Penguasaan berbagai alat bantu presentasi dengan baik
Di samping penguasaan materi yang akan dipresentasikan dengan baik, maka berikutnya adalah bagaimana seorang pembicara mampu memanfaatkan berbagai alat bantu presntasi bisnis demi pencapaian tujuan yang dikehendaki.
Berbagai alat batu presentasi bisnis yang dapat digunakan antara lain: white board, spidol, overhead projector ( OHP ), transparasi, slide, komputer, bagan, flip chart, video camera, tape, televisi, VCR, dan LCD Projector.
c.       Menganalisis siapa audiens  ( Who, What, Where, When, Why, How )
Agar tujuan presentasi bisnis dapat tercapai dengan baik, maka seorang pembicara perlu mengenal siapa sebenarnya yang menjadi audiens. Melalui pendekatan bertanya dengan menggunakan kata tanya seperti: apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, dan bagaimana, maka seorang pembicara akan dapat mengidentifikasi tentang siapa sebenarnya audiens yang dimaksud, sehingga seorang pembicara dapat melakukan berbagai persiapan antisifatif.
d.      Menganalisis berbagai lingkungan lokasi atau tempat untuk presentasi
Agar presentasi bisnis yang dilakukan tersebut dapat mencapai tujuan, maka seorang pembicara perlu mengenal lebih dekat dengan lingkungan lokasi atau tempat di mana seseorang akan melakukan presentasi bisnis.
Pemahaman terhadap lingkungan atau suasana lokasi untuk presentasi bisnis tersebut akan memberikan kemudahan kepada seorang pembicara dalam menempatkan alat bantu presentasi yang sesuai dengan suasana lokasinya tersebut. Misalnya, apakah lokasi yang digunakan untuk presentasi memiliki ruang yang cukup luas, bagaimana layout untuk audiens, bentuk meja dan tempat duduk untuk audiens, dan sejenisnya.

Klasifikasi Presentasi


a.      Presentasi Lisan
Presentasi jenis ini dari awal hingga akhir hanya menggunakan lisan dan hanya mengandalkan bahasa/gerakan tubuh semata sebagai body language. Sang presenter menggunakannya sebagai penambah daya tarik dan penguat maksud dari materi yang sedang dibahas.
Presentasi jenis ini sering terjadi secara spontanitas atau langsung terjadi begitu saja secara refleks. Biasanya orang yang didaulat untuk melakukan presentasi jenis ini adalah orang yang sudah terbiasa tampil ke hadapan khalayak dan sudah diperkirakan tidak akan melakukan hal yang mengecewakan seperti demam panggung, gugup, atau salah tingkah.
Presentasi lisan seringkali dilakukan manakala alat dan situasi tidak  memungkinkan untuk dilakukan presentasi jenis lain. Kelemahan dari jenis presentasi jenis ini adalah kurang praktis dan kurang mudah dipahami oleh audiens karena tidak dilengkapi gambar atau media pendukung.

b.      Presentasi Tekstual
Presentasi tekstual adalah presentasi yang hanya menggunakan teks atau tulisan atau selebaran yang dibagikan sebagai materi.
Banyak bisnis yang memilih menggunakan presentasi jenis ini karena cenderung murah dan jangkauannya luas. Namun demikian untuk produk tertentu presentasi jenis ini tidak mewakili.
Bentuk presentasi tekstual antara lain:
-       Spanduk
-       Leaflet
-       Selebaran
-       Iklan koran/media massa
Kelemahan dari presentasi model ini adalah tujuan persuasif agak mudah dicapai sebab cara efektif adalah bertemu langsung dengan pendengar.

c.       Presentasi Visual
Pada jenis ini presentasi disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronik sebagai alat untuk mensimulasikan gambar atau materi yang disampaikan. Salah satu media yang banyak digunakan dalam presentasi jenis ini adalah LCD atau Data Projector.

Steve Jobs : Kepemimpinan dan Total Quality Management (TQM)





Jobs lahir di San Francisco, California dan diadopsi oleh Paul dan Clara Jobs  dari Mountain View, California, yang menamainya Steven Paul. Jobs bersekolah di Cupertino Junior High School dan Homestead High School di Cupertino, California, dan sering menghadiri kuliah setelah sekolah di Hewlett-Packard Company di Palo Alto, California. Ia kemudian dipekerjakan di sana dan bekerja bersama Steve Wozniak sebagai karyawan musim panas. Tahun 1972, Jobs lulus dari sekolah menengah atas dan mendaftar masuk Reed College di Portland, Oregon. Meski ia keluar setelah satu semester, ia melanjutkan audit kelasnya di Reed, seperti kelas kaligrafi, dengan tidur di lantai kamar temannya, mengembalikan botol –botol Coke demi mendapatkan uang, dan mendapatkan makanan gratis mingguan di wihara Hare Krishna setempat. Jobs kemudian berkata, "Jika aku tidak menghadiri kuliah tunggal di perguruan tinggi itu, maka Mac tidak akan memiliki beragam huruf cetak ataupun huruf dengan spasi sejajar."
Di tahun 1976, pada usia 21 Jobs dan Wozniak pada saat itu usia 26, mendirikan Apple Computer Co. di garasi milik keluarga Jobs. Komputer pribadi yang diperkenalkan Jobs and Wozniak diberi name Apple I. Komputer itu dijual dengan harga AS$666.66, sebagai referensi terhadap nomor telpon dari Wozniak's Dial-A-Joke machine, yang berakhir dengan -6666.
Di tahun 1977, Jobs dan Wozniak memperkenalkan Apple II, yang menjadi sukses besar di pasaran rumah tangga dan memberi Apple pengaruh besar di industri komputer pribadi yang masih muda. Di tahun 1980, Apple Computer mencatatkan namanya di bursa efek, dan dengan penawaran saham awal yang sukses, ketenaran Jobs bertambah. Tahun itu juga, Apple Computer melepas Apple III, walaupun kesuksesannya tidak sebaik sebelumnya.
Seiring dengan berkembangnya Apple Computer, perusahaan itu mulai mencari kepemimpinan baru untuk membantu mengatur perkembangan perusahaan tersebut. Di tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley, dari perusahaan Pepsi-Cola, untuk memimpin Apple Computer, dengan tantangan, "Apakah kamu mau menjual minuman berkarbon seumur hidupmu, atau maukah kamu mengubah dunia?". Tahun itu juga, Apple juga mengeluarkan Apple Lisa yang teknologinya tergolong sangat maju pada saat itu tapi gagal meraih pembeli di pangsa pasar. Tahun 1984 menjadi tahun pengenalan Macintosh, komputer pertama yang berhasil dijual ke pasaran dengan menghadirkan fitur antarmuka pengguna grafis. Pengembangan Mac dicetuskan oleh Jef Raskin dan tim tersebut menggunakan teknologi yang sudah dikembangkan bukan oleh Apple, seperti di Xerox's PARC, tetapi belum sempat dikomersialkan. Kesuksesan Macintosh membuat Apple menelantarkan Apple II demi mengembangkan produksi Mac, yang bertahan sampai saat ini.
Walaupun Jobs sangat persuasif dan karismatik bagi Apple, Banyak yang menganggap dia sebagai pemimpin yang gampang berubah pikiran dan beremosi tinggi. Di tahun 1985, setelah banyak menyebabkan masalah kepemimpinan di dalam Apple, Sculley memberhentikan Jobs dari jabatannya dan mengusirnya dari Apple.
Setelah keluar dari Apple, Jobs mendirikan sebuah perusahaan komputer lagi, NeXT Computer yang seperti Lisa, NeXT tergolong sangat maju dalam hal teknologi, tetapi tidak pernah menjadi terkenal, kecuali di lingkup riset sains. ( Tim Berners – Lee mengembangkan sistem World Wide Web di CERN dengan menggunakan sebuah NeXT workstation ). Namun NeXT membantu memajukan teknologi-teknologi sepert program object-oriented, PostScript, dan perangkat magneto-optical.
Di tahun 1996, Apple membeli NeXT seharga AS$402 juta, dan membawa Jobs kembali ke perusahaan yang ia dirikan. Di tahun 1997 ia menjadi pemimpin sementara di Apple setelah kepergian Gil Amelio.
Dengan pembelian NeXT, banyak teknologi dari NeXT diterapkan ke dalam produk buatan Apple, terutama NeXTSTEP, yang berkembang menjadi Mac OS X. Dibawah bimbingan Jobs perusahaan tersebut meningkatkan penjualannya setelah memperkenalkan iMac. iMac merupakan komputer pertama yang dijual dengan mengutamakan penampilannya (walaupun iMac juga banyak menggunakan teknologi maju di dalamnya). Sejak saat itu, penampilan yang menarik dan merek yang terkenal telah memberikan keuntungan bagi Apple.
Setelah beberapa tahun kemudian, pada Mei 2010, Apple mengungguli Microsoft sebagai perusahaan teknologi yang memiliki nilai paling tinggi di dunia, dan pada September 2011 Apple bernilai lebih besar 70% dari Microsot. Pada kuartal pertama 2011, pasar untuk Pc Windows tergerus 1% sementara pasar Mac tumbuh 28%. Hal ini terjadi ketika, kita harus menggunakan perangkat lunak iTunes dari Apple dan mengunduh konten dari iTunes store. hasilnya adalah iPod, sebagaimana dengan iPhone dan iPad yang muncul setelahnya, merupakan sebuah karya elegan yang memuaskan, kontras dengan produk pesaing yang tidak menawarkan pengalaman end - to - end yang mulus. Dan, strategi ini berhasil.

Kepemimpinan ala Steve Jobs :
·      Visioner
Steve Jobs merupakan salah satu pemimpin yang paling visioner, dimana ia selalu mempunyai visi jangka panjang, yang kemudian membuktikan bahwa langkah yang ia ambil merupakan langkah revolusioner. Macintosh, misalnya, yang diluncurkan pada awal tahun 1984, merupakan PC pertama yang menggunakan mouse, serta dilengkapi graphical user interface (GUI), bukan hanya command-line interface. Hingga saat ini, PC pasti dilengkapi dengan mouse juga GUI. Hingga kini, iPod menjadi MP3 player terpopuler di dunia, dan iPhone juga menjadi salah satu most wanted gadget di seluruh dunia.

Visinya terhadap Pixar, yang pertama kali memproduksi film animasi dengan computer, juga terbukti sukses luar biasa, dan berhasil menelurkan beberapa blockbuster di pasar, seperti Toy Story, A Bugs Life, Toy Story 2, Finding Nemo, The Incredibles, Ratatouille, hingga yang terakhir Wall-E.

·      Customer-Driven
Salah satu keunggulan Steve Jobs adalah, dia melakukan inovasi produk yang berdasarkan customer-driven. Meskipun mungkin dia lebih mengutamakan intuisi dibandingkan pendapat lain seperti riset pasar, namun Jobs mempunyai intuisi yang kuat mengenai apa yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggannya. Hal ini dapat dilihat dari berbagai macam produk Apple, mulai dari Macintosh, iMac, iPod, hingga iPhone, yang selalu mengutamakan user interface, yang intinya memberikan kemudahan dan convenience bagi penggunanya. 

Selain itu, Apple juga dikenal dengan customer experience yang unggul, berdasarkan riset ‘customer experience index’ yang dikeluarkan Forrester untuk tahun 2008 yang menempatkannya di posisi pertama dengan nilai 80%, mengalahkan perusahaan raksasa lainnya di dunia. Salah satunya mungkin disebabkan oleh ritel Apple yang menyediakan konsultasi gratis di tempat.

·      Micromanager yang Kharismatik
Di lingkungan kerja Apple, Steve Jobs dikenal sebagai pemimpin yang gaya kepemimpinannya seperti micromanager, yakni banyak menuntut dan cenderung egois. Salah satu kritik yang banyak ditujukan kepadanya adalah bagaimana ia selalu menginginkan segala sesuatu dijalankan sesuai dengan caranya.

Justru ini menjadi kunci sukses Apple, yakni karena Steve Jobs mampu untuk mengarahkan orang-orang yang dimilikinya untuk melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, karena hal ini penting untuk pencapaian visi dan rencana yang telah dirancang oleh Jobs. Intinya, gaya micromanager Steve Jobs berimplikasi positif karena Steve Jobs sudah mengetahui dengan pasti apa yang ingin dicapai dan bagaimana mencapainya, sehingga ini seakan menjadi pecut bagi karyawannya untuk mencapai kesuksesan yang dicita-citakan.

·      Fokus
Salah satu kunci kesuksesan Steve Jobs dalam memimpin Apple adalah menjadikan mereka untuk fokus ke dalam digital hub strategy. Strategi yang diperkenalkan Apple sejak tahun 2001, hingga saat ini menjadi fondasi dan fokus bagi Apple. Tujuan utama dari strategi ini adalah memungkinkan pengguna untuk memperoleh akses terhadap content hiburan dimana dan kapanpun mereka ingnkan.

Awalnya, Apple hanya meluncurkan iPod, kemudian didukung dengan iTunes yang sontak menjadikan musik format digital menjadi hit di seluruh dunia, dan menjadi game-changer di industri musik. Selanjutnya, Apple juga mengembangkan berbagai aplikasi pendukung produk-produknya, seperti iPhoto, iMovie, iDVD bahkan hingga system operasi Mac OS. Seluruh pengembangan yang dilakukan Apple terkait dengan focus pada ‘digital hub strategy’ mereka termasuk produk-produk terbarunya kini yakni iPod Touch dan iPhone yang kini laris manis di seluruh dunia.

Konsep Total Quality Management ( TQM ) :
·      Fokus pada pelanggan
Bukti Steve Jobs fokus pada pelanggan adalah perusahaan  yang mengeluarkan produk selama tiga puluh dekade sebagai perbaikan kualitas, diantaranya:
§  Apple I, komputer pribadi sebagai produk pertama Steve Jobs dan Wozniak
§  Apple II, yang mengacu kepada papan sirkuit rancangan Wozniak dan fungsi menjadi PC pertama yang dipakai secara umum
§  Macintosh, yang menjadi induk revolusi komputer rumahan dan memopulerkan antarmuka pengguna grafis
§  Toy Story dan film – film sukses lain buatan Pixar yang menjadi pembuka keajaiban dunia khayal digital
§  Apple Store ( Toko Apple ), yang berhasil menemukan kembali fungsi toko sebagai sumber informasi sebuah merek
§  iPod, yang mengubah cara orang menikmati musik
§  Toko iTunes, yang melahirkan kembali industri musik
§  iPhone, yang menjadikan telpon genggam sebagai peranti musik, fotografi, video, email, dan situs web
§  App Store, yang menelurkan industri pembuatan konten digital
§  iCould, yang menurunkan fungsi komputer dari tugas utamanya sebagai pengelola konten dan membuat sinkronisasi antarperanti Apple berjalan mulus
§  Apple, yang dianggap Jobssebagai karya terbesarnya, tempat segala khayalan dirancang, diterapkan, dan dijalankan dengan cara yang sedemikian kreatif sehingga berhasil membuat Apple sebagai perusahaan paling bernilai di muka bumi
·      Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
Steve jobs memiliki obsesi yang besar terhadap kualitas, terbukti dari dalam tiga puluh dekade dia mengeluarkan serangkaian produk yang kualitasnya terus meningkat.
·      Memiliki komitmen jangka panjang
Steve Jobs merupakan salah satu pemimpin yang paling visioner, dimana ia selalu mempunyai visi jangka panjang, yang kemudian membuktikan bahwa langkah yang ia ambil merupakan langkah revolusioner