1.
Definisi
Patok Duga
Ada
beberapa definisi mengenai patok duga. Beberapa di antaranya adalah:
a. Gregory
H. Watson mendefinisikan patok duga sebagai pencarian secara berkesinambungan
dan penerapan secara nyata praktik-praktik yang lebih baik yang mengarah pada
kinerja kompetitif unggul.
b. David
Kearns (CEO dari Xerox) mendefinisikan patok duga adalah suatu proses
pengukuran terus-menerus atas produk, jasa dan tata cara kita terhadap pesaing
kita yang terkuat atau badan usaha lain yang dikenal sebagai yang terbaik.
c. Teddy
Pawitra mendefinisikan patok duga sebagai suatu proses belajar yang berlangsung
secara sisitematis dan terus-menerus dimana setiap bagian dari suatu perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling unggul.
d. Goetsch
dan Davis mendefinisikan patok duga sebagai proses pembanding dan pengukuran
operasi atau proses internal organisasi terhadap mereka yang trbaik dalam
kelasnya, baik dari dalam maupun dari luar industri
Dari
definisi diatas dapat dikatakan bahwa benchmarking membutukan kesiapan “Fisik”
dan “Mental”. Secara “Fisik” karena dibutuhkan kesiapan sumber daya manusia dan
teknologi yang matang untuk melakukan benchmarking secara akurat. Sedangkan
secara “Mental” Adalah bahwa pihak manajemen perusahaan harus bersiap diri bila
setelah dibandingkan dengan pesaing, ternyata mereka menemukan kesenjangan yang
cukup tinggi.
Dari
berbagai definisi diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan ( Pawitra, 1994, p.12 ),
yaitu :
a. Benchmarking
merupakan kiat untuk mengetahui tentang bagimana dan mengapa suatu perusahaan
yang memimpin dalam suatu industri dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara
lebih baik dibandingkan dengan yang lainnya.
b. Fokus
dari kegiatan benchmarking diarahkan pada praktik terbaik dari perusahan
lainnya. Ruang lingkupnya makin diperluas yakni dari produk dan jasa menjalar
kearah proses, fungsi, kinerja organisasi, logistik, pemasaran, dll.
Benchmarking juga berwujud perbandingan yang terus-menerus, jangka panjang
tentang praktik dan hasil dari perusahaan yang terbaik dimanapun perusahaan itu
berada.
c. Praktik
banchmarking berlangsung secara sistematis dan terpadu dengan praktik manajemen
lainnya, misalnya TQM, corporate reengineering, analisis pesaing, dll.
d. Kegiatan
benchmarking perlu keterlibatan dari semua pihak yang berkepentingan, pemilihan
yang tepat tentang apa yang akan di- benchmarking-kan, pemahaman dari
organisasi itu sendiri, pemilihan mitra yang cocok dan kemampuan untuk
melaksanakan apa yang ditemukan dalam praktik bisnis.
2.
Dasar
Pemikiran Perlunya Patok Duga
Dorongan
untuk melakukan patok duga banyak ditentukan oleh faktor kepuasan pelanggan.
Afanya pemasok yang semakin kompetitif telah membuat pelanggan mengetahui dan
meminta standar produk dan pelayanan yang berbeda dan lebih baik. Kepuasan
pelanggan pun semakin lama semakin sulit dipenuhi oleh adanya keinginan dan
kebutuhan yang secara naluriah makin meningkat, sehingga upaya memuaskan
pelanggan pun bukan melulu sekedar memuaskan tetapi telah menjadi suatu upaya
yang kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan yang terbaik
kepada pelanggannya.
Salah
satu dasar pemikiran perlunya patok duga adalah bahwa tidak ada gunanya
pengasingan diri di dalam suatu laboratorium khusus untuk berusaha menemukan
proses baru yang dapat meningkatkan kualitas atau mengurangi biaya, apabila
proses itu sendiri sudah ada.
3.
Jenis
– Jenis Patok Duga
Dalam praktik umumnya
dikenal ada empat jenis dasar dari patok duga, yaitu:
a.
Patok
duga internal
Pendekatan ini
dilakukan dengan membandingkan operasi suatu bagian dengan bagian internal
lainnya dalam satu organisasi. Yang dibandingkan dapat berupa kinerja setiap
departemen, divisi, cabang di perusahaan yang sama yang terbesar secara
geografis.
b.
Patok
duga kompetitif
Pendekatan dilakukan
dengan mengadakan perbandingan dengan berbagai pesaing. Faktor yang
dibandingkan bisa berupa karakteristik produk, kinerja, dan fungsi dari produk
yang sama yang dihasilkan pesaing dalam pasar yang sama.
c.
Patok
duga fungsional
Dalam patok duga
fungsional diadakan perbandingan fungsi atau proses dari perusahaan –
perusahaan yang berada di berbagai industri.
d.
Patok
duga generik
Patok duga generik
adalah perbandingan pada proses bisnis fundamental yang cenderung sama di
setiap industri. Oleh karena proses itu sama di setiap perusahaan, misalnya
menerima pesanan, pelayanan pelanggan, dan pengembangan strategi, maka dapat
diadakan patok duga meskipun perusahaan itu berada di bidang industri yang
berbeda.
Selain
keempat jenis dasar tersebut, ada pula jenis khusus, misalnya patok duga
strategik ( aplikasi patok duga pada tingkat strategik ), patok duga
operasional ( hanya ruang lingkupnya berbeda dari patok duga strategik ), patok
duga global ( perluasan patok duga strategik, termasuk mitra pato duga global
), dan lain – lain.
4.
Peranan
Manajemen dalam Patok Duga
Manajemen
memegang peranan penting dalam prose patok duga. Tanpa adanya dukungan, keterlibatan, dan komitmen
dari manajemen puncak, maka tidak mungkin dilaksanakan patok duga. Berbagai
pertimbangan patok duga yang membutuhkan dukungan manajemen sebelum prosesnya
dapat dimulai adalah komitmen terhadap perubahan, pendanaan, personil,
pengungkapan, dan keterlibatan.
a.
Komitmen
terhadap Perubahan
Patok duga merupakan
usaha yang membutuhkan komitmen sungguh – sungguh terhadap perubahan secara
radikal dalam proses suatu perusahaan agar dapat menjadi yang terbaik dalam
kelasnya. Bila komitmen ini tidak ada, maka hanya akan terjadinya pemborosan
biaya dan tenaga, serta kekecewaan pada setiap karyawan yang menginginkannya.
b.
Pendanaan
Hanya pihak manajemen
yang berwenang atas pengeluaran dana untuk patok duga. Dana ini akan mendukung
perjalanan bagi tim untuk mengunjungi organisasi – organisasi yang memiliki
proses terbaik di kelasnya.
c.
Sumber
Daya Manusia
Manajemen juga
merupakan satu – satunya pihak yang dapat memutuskan dan menugaskan sumber daya
manusia yang tersedia untuk melakukan
patok duga. Meskipun biaya sumber daya manusia biasanya jauh lebih tinggi dari
pada biaya perjalanan, ketersediaan personil jarang sekali merupakan persoalan
kecuali bagi perusahaan sasaran.
d.
Pengungkapan
Masing – masing pihak
yang terlibat dalam patok duga harus mengungkapkan mengenai proses dan
praktiknya. Dapat dipahami bila pihak manajemen enggan atau rangu – ragu untuk
mengungkapkan informasi seperti itu kepada saingannya, tetapi bagaimana halnya
bila mitra patok duga bukan pesaing? Memang tidak ada jaminan bahwa informasi
tersebut tidak akan bocor. Akan tetapi bila organisasi memiliki proses unik
yang memberikannya keunggulan kompetitif, maka proses tersebut harus
diperlakukan seabagai rahasia dan tidak dijadikan aspek yang akan dipatok duga.
Dalam hal ini hanya pihak manajemen yang berwenang membuat keputusan untuk
mengungkapkan suatu informasi.
e.
Keterlibatan
Manajemen harus
terlibat aktif dan nyata dalam setiap aspek proses patok duga. Manajemen harus
terlibat dalam penentuan proses yang akan dipatok duga dan mitra patok duga. Menajemen
memiliki kemudahan dalam membentuk saluran komunikasi antar perusahaa, karena
manajer puncak biasanya terlibat dalam organisasi profesi. Dialog antar
manajemen puncak sebaikya diupayakan berlangsung periodik.
Keterlibatan
secara aktif dari pihak manajemen dapat menyebabkan semakin produktifnya setiap
level dalam melaksanakan aktivitas patok duga. Selain itu, bawahan akan
memahami pentingnya usaha patok duga berdasarkan sejauh mana keterlibatan pihak
manjemn dalam proses. Hal – hal penting berkaitan dengan peranan manajemen
dalam patok duga adalah:
§ Agar
patok duga dapat produktif, manajemen harus memiliki komitmen yang tinggi
terhadap perubahan.
§ Manajemen
harus menyediakan dana yang dibutuhkan.
§ Manajemen
harus mengalokasikan sumber daya manusia yang tepat.
§ Informasi
yang dapat diungkapkan kepada mitra patok duga hanya dapat disiapkan dan
ditentukan pihak manajemen.
§ Manajemen
ppuncak harus terlibat secara langsung dalam kegiatan patok duga.
5.
Prasyarat
Patok Duga
Sebelum
melaksanakan patok duga, organisasi harus memenuhi beberapa persyaratan
berikut:
a.
Kemauan
dan Komitmen
Tanpa adanya kemauan
dan komitmen terhadap patok duga, maka organisasi tidak dapat maju.
b.
Keterkaitan
Tujuan Strategik
Patok duga membutuhkan
fokus yang kuat. Tujuan patok duga harus dikaitkan dengan tujuan strategik
perusahaan, serta memberikan pedoman spesifik dan fokus pada setiap usaha yang
dilakukan.
c.
Tujuan
untuk Menjadi Terbaik, Bukan Hanya untuk Perbaikan
Perbaikan bertahap
merupakan suatu upaya baik untuk meningkatkan kinerja perusahaan, akan tetapi
usaha ini tidaklah cukup bila kinerja perusahaan saat ini tertinggal jauh dari
perusahaan kelas dunia. Dalam kondisi demikian diperlukan patok duga untuk
mencapai perubahan radikal dan meraih peningkatan kinerja yang sangat besar,
bukan hanya beberapa persen pertambahan dari kinerja sebelumnya.
d.
Keterbukaan
terhadap Ide – Ide
Inti dari patok duga
adalah menyerap dan mengadaptasi hasil kerja dan ide pihak lain. Oleh karena
itu perusahaan harus terbuka terhadap ide – ide baru untuk patok duga yang
memberikan nilai baru. Suatu ide baru telah terbukti keberhasilannya akan lebih
mudah diterima.
e.
Pemahaman
terhadap Proses, Produk, dan Jasa yang Ada
Sudah menjadi keharusan
bagi suatu organisasi untuk memahami proses, produk, jasa, dan praktiknya
secara keseluruhan sehingga organisasi tersebut dapat menentukan apa yang duga
perlu dipatok. Selain itu diperlukan pemahaman proses secara mendalam sehingga
dapat membuat ukuran perbandingan yang berarti terhadap mitra patok duga.
f.
Proses
yang Terdokumentasi
Pemahaman terhadap
proses saja tidak cukup, tetapi proses – proses tersebut harus
didokumentasikan. Hal ini dikarenakan:
§ Semua
orang yang berhubungan dengan suatu prosesharus memiliki pemahaman yang sama
terhadap proses yang bersangkutan. Pemahaman tersebut hanya bisa diperoleh dari
dokumentasi.
§ Dokumentasi
sebelumnya adanya perubahan berguna dalam pengukuran peningkatan kinerja
setelah dilaksanakannya patok duga.
§ Mitra
patok duga belum tentu akrab dengan proses yang dimiliki suatu organisasi.
Dengan adanya pemahaman yang didapatkan dari dokumentasi, maka mitra tersebut
dapat memberikan bantuan yang dibutuhkan.
g.
Ketrampilan
Analisis Proses
Perusahaan membutuhkan
orang ang memilikiketrampilan dalam menggolongkan dan mendokumentasi proses.
Orang ini bisa karyawan perusahaan, tetapi bisa pula konsultan. Ketrampilan
seperti ini dibutuhkan untuk menganalisis proses, produk, dan jasa perusahaan
maupun mitra patok duga, serta membantu pengadaptasian proses tersebut untuk
kebutuhan organisasi.
h.
Ketrampilan
Riset, Komunikasi, dan Pembentukan Tim
Ketrampilan tambahan
juga dibutuhkan, seperti ketrampilan riset, komunkasi, dan pembentukan tim.
Riset dibutuhkan untuk mengidentifikasi pemilik proses yang terbaik di
kelasnya. Komunikasi dan pembentukan tim diperlukan untuk melaksanakan patok
duga.
6.
Aturan
Main dan Kode Etik
Ada aturan main yang
berlaku dalam pengumpulan data yang lengkap tentang bagaimana bagaiman sebuah
perusahaan memutar roda bisnisnya. Berikut ini adalah beberapa yang bersumber
dari International Benchmarking Clearinghouse ( IBC ) mengenai langkah –
langkah yang dilakukan terhadap perusahaan yang akan dipatok duga.
Penjelasan
pertama, langkan yang baik menuju
patok duga adalah dengan memperhatikan hal – hal sebagai berikut:
a. Memanfaatkan
penelitian sekunder untuk mendapatkan data – data umum tentang perusahaan yang
akan dipatok duga.
b. Membeli
produk pesaing pada tempat penjualan umum kemudian melakukan reverse engineering.
c. Melakukan
riset pasar dan survai mengenai kepuasan pelanggan.
d. Sedapat
mungkin mengumpulkan informasi atau data di saat transaksi terjadi.
e. Meminta
perusahaan lain untuk secara langsung berbagi informasi tentang roses yang
mereka jalankan.
f.
Memotivasi karyawan agar membangun data
base menyangkut apa saja yang mereka ketahui tentang pesaing.
Penjelasan
kedua menyangkut langkah – lanhkah
yang keliru, antara lain:
a. Masuk
secara diam – diam ke dalam sistem sebuah perusahaan untuk menggali informasi.
b. Menyuap seseorang untuk menjadi informan.
c. Meyadap
rahasia perusahaan yang akan dipatok duga ataupun terhadap aktivitas
komunukasinya.
d. Mempelajari
secara sembrono langkah – langkah ypenetapan harga yang dilakukan pesaing.
e. Melakukan
pertukaran informasi sebelum informasi itu dipublikasikan secara luas kepada
masyarakat.
Penjelasan
ketiga menyangkut langkah – langkah
yang masih perlu diperimbangkan lagi, misalnya:
a. Merekrut
karyawan dari perusahaan lain dengan maksud menggali informasi tentang
perusahaan tersebut.
b. Bertanya
tanpa menyebut nama dan asal perusahaan dalam suatu pertemuan teknis patok
duga.
c. Menjadi
pelanggan juranl yang diterbitkan pesaing atau mengikuti pertemuan yang
diadakan pesaing sebagia individual, tanpa menyebut asal perusahaan.
Penjelasan
keempat adalah beberapa hal yang
perlu dihindari, seperti:
a. Membicarakan
informasi yang telah diperoleh dari sebuah perusahaan pada saat mengunjungi
perusahaan lainnya.
b. Menyebarkan
informasi kepada publik tentang patok mitra duga tanpa mendapat ijin
sebelumnya.
c. Menanyakan
sesuatu yang kita sendiri belum tentu memanfaatkannya.
d. Mengunjungi
dan meminta informasi dari mitra patok duga tanpa lebih dulu menguasai proses
yang dijalani oleh perusahaan tempat kita berasal.
e. Selagi
mengadakan kunjungan, mengusulkan perubahan waktu atau rencana demi mendapatkan
manfaat tambahan bagi perusahaannya sendiri.
Di
samping itu, ada semacam kode etik dari International Benchmarking
Clearinghouse yang harus diikuti antara lain:
§ Prinsip
Legalitas
Pihak – pihak yang
terlibat dalam patok duga harus dapat menghindarkan diri dari diskusi atau
tindakan yang dapat menjadi penghambat perdagangan, persengkokolan harga,
permainan lelang atau penguasaan rahasia perdagangan.
§ Prinsip
Pertukaran
Masing – masing pihak
bersedia memberikan informasi yang sebanding. Untuk itu diperlukan adanya
diskusi pendahuluan untuk memperjelas harapan dan mencegah salah pengertian.
§ Prinsip
Kerahasiaan
Perusahaan yang
memperoleh informasi dari patok duga diwajibkan untuk merahasiakannya. Tidak
dibenarkan memberikan informasi pihak lain tanpa persetujuan kedua belah phak.
§ Prinsip
Penggunaan
Informasi yang
diperoleh dari patok duga sebaiknya digunakan untuk meningkatkan proses
operasional dalam perusahaan yang melaksanakannya. Bahannya sama sekali tidak
boleh digunakan sebagai periklanan atau pemasaran.
§ Prinsip
Kontak Pihak Pertama
Bila pendekatan
dilakukan pada salah satu pihak mitra patok duga potensial, sebaiknya jangan
menghubungi unit operasi yang akan dipatok duga. Tetapi yang perlu dihubungi
adalah salah satu manajer senior, manajer pengendalian kualitas atau sumber
daya manusia untuk meminta bantuan.
§ Prinsip
Kontak Pihak Ketiga
Kecuali ada ijin dari
kedua belah pihak atau pejabat yang ditunjuk menangani masalah hukum patok
duga, tidak dibenarkan memberitahukan nama – nama peserta patok duga kepada
pihak ketiga.
7.
Hambatan
– Hambatan Terhadap Kesuksesan Patok Duga
Beberapa
faktor penghambat yang dapat menyebabkan kegagalan pelaksanaan patok duga
adalah:
a.
Fokus
Internal
Agar patok duga dapat
memberikan hasil yang diharapkan, maka organisasi harus memahami bahwa ada
organisasi lain yang memiliki proses yang jauh lebih baik. Bila organisasi
terlalu berfokus internal dan mengabaikan kenyataan bahwa proses yang terbaik
dalam kelasnya dapat menghasilkan efisiensi yang jauh lebih tinggi, maka visi
organisasi menjadi sangat sempit. Kepuasan terhadap diri sendiri ini dapat
mengakibatkan kehancuran organisasi tersebut.
b.
Tujuan
Patok Duga Terlalu Luas
Tujuan patok duga yang terlalu luas seperti “
meningkatkan laba “ dapat mengakibatkan kegagalan. Patok duga membutuhkan
tujuan yang lebih spesifik dan berorientasi pada bagaimana ( proses ), bukan pada apa ( hasil ). Sasaran yang ingin dicapai dapat dipersempit, misalnya
menjadi “ memeperbaiki atau mengganti proses pembuatan faktur sehingga
mengurangi kesalahan sebesar 50 persen “.
c.
Skedul
yang Tidak realistis
Patok duga membutuhkan
kesabaran, karena merupakan proses keterlibatan yang membutuhkan waktu. Apabila
dilakukan terburu – buru dalam waktu yang amat singkat, maka kemungkinan
gagalnya sangat besar. Skedul yang terlampau lama juga tidak baik, karena
mungkin ada yang salah dalam pelaksanaannya.
d.
Komposisi
Tim yang Kurang Tepat
Bila suatu proses
ditetapkan untuk dipatok duga, maka orang – orang yang berhubungan dengan suatu
proses dan menjalankan proses tersebut sehari – hari harus dilibatkan.
Merekalah yang paling memahami proses operasi yang dilaksanakan, dan mereka
pulalah yang paling siap untuk mendeteksi perbedaan yang ada antara proses
organisasi dan mitra patok duganya. Bila mereka tidak dilibatkan, maka hasil
yang diharapkan kemungkinan besar tidak dapat tercapai.
e.
Bersedia
Menerima “ OK – in – Class “
Seringkali organisasi
bersedia memilih mitra yang bukan terbaik dalam kelasnya. Hal ini dikarenakan 3
pertimbangan berikut:
§ Yang
terbaik di kelasnya tidak berminat untuk berpartisipasi
§ Riset
mengidentifikasi mitra yang keliru
§ Perusahaan
patok duga malas berusaha dan hanya memilih mitra yang lokasinya dekat
f.
Penekanan
yang Tidak Tepat
Salah satu penyebab
kegagalan yang seringkali timbul adalah tim terlalu menekan aspek pengumpulan
dan jumlah data. Padahal aspek yang paling penting adalah proses itu sendiri,
sedangkan data dan angka – angka hanyalah faktor pendukungnya.
g.
Kekurangpekaan
terhadap Mitra
Kepekaan terhadap mitra
merupakan faktor yang paling penting dalam hubungan kemitraan. Mitra patok duga
memberikan akses kepada organisasi patok duga untu mengamati prosesnya. Selain
itu mitra tersebut juga menyediakan waktu yangberharga dan personil kuncinya
untuk membantu proses patok duga. Oleh karena itu mereka harus dihormati dan
dihargai. Paling tidak mereka juga ingin mendapatkan perlakuan yang sama.
h.
Dukungan
Manajemen Puncak yang Terbatas
Dukungan manajemen puncak merupakan
faktor yang sangat penting bagi kesuksesan setiap tahap aktivitas patok duga.
Dukungan terus – menerus dari manajemen puncak dibutuhkan untuk memulai patok
duga, membantu tahap persiapan, dan juga menjamin tercapainya manfaat yang
dijanjikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar