Enron
Corporation didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah
konsorium dari Northren American Power and Light Company, Lone Star Gas
Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan konsorsium ini
secara bertahap dan pasti dibubarkan antara 1941 dan 1947 melalui penawaran
saham kepada publik. Pada tahun 1979, Northern Natural Gas mengorganisir
didinya sebagai sebuah holding company, InterNorth, yang menggantikan Northern
Natural Gas di pasar Saham New York ( New York Stock Exchange ).
Enron
Corporation merupakan sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di
Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron
mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan
terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan
komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 milyar.
Fortune menamakan Enron “ Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif “ selama enam
tahun berturut – turut.
Enron
menjadi sorotan masyarakat luas pada akhir 2001, ketika terungkap bahwa kondisi
keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh penipuan akuntansi yang
sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa
melaporkan kebangkutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2
Desember 2001, dunia ekonomi dikejutkan dengan berita yang berasal dari kota
minyak Houston di Texas, amerika. Enron, perusahaan ketujuh terbesar di
Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia menyatakan dirinya
bangkrut. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS
dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.
Sekitar
awal tahun 2001, beberapa dugaan tentang transaksi bisnis Enron mulai muncul ke
permukaan. Seorang banker investasi yang terkenal secara umum menyatakan bahwa
tidak seorang pun bisa menjelaskan bagaimana Enron sebenarnya mendapatkan uang.
Tambahan lagi, ia merujuk pada ucapan yang ganjil dan samar dari dokumen Enron
tentang transaksi yang dilakukan oleh Enron dan “ Entitas “ lain dengan “ pihak
terkait “ yang dijalankan oleh “ pejabat senior Enron “. Namun, penyikapan ini
sulit dipahami. ( sumber: www.gudangkuliah.com/analisis-kasus-skandal-enron/
)
Bangkrutnya
Enron Corporation sangat mengejutkan bagi pelaku bisnis global. Kebangkrutan
Enron tidak hanya menandakan sebuah kegagalan bisnis, melainkan merupakan
skandal yang multidimensional yang melibatkan pimpinan tinggi Amerika Serikat.
Pelanggaran kode etik
yang dilakukan Enron Corporation:
1.
Selama tujuh tahun terakhir, Enron
melebih – lebihkan laba bersih dan menutup – tutupi utang mereka. Auditor
independen, Arthur Andersen, dituding ikut berperan dalam “ menyusun “
pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat
Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala
dunia ini dengan membantu membuka partnership – partnership konroversial yang
dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron.
2.
Enron mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang mereka
biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang
modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan.
3.
Enron tidak pernah mengungkapkan operasi
dari partnership – partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan
kepada pemegang saham dari Security Exchange Commission ( SEC ), badan
tertinggi penghawasan perusahaan publik di Amerika.
4.
Enron memindahkan utang – utang sebesar
690 juta dolar AS yang ditimbulkan induk perusahaan terlihat sangat atraktif,
menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi 90 olar As pada bulan Februari
2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tersebut, Enron telah
melebih – lebihkan laba mereka sebanyak 650 juta dolar AS.
5.
Adanya ketidakberesan dalam laporan
pembukuan Enron. Satu bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian sebesar 600
juta dolar AS dan nilai aset Enron menyusut 1,2 triliun dolar AS. Pada laporan
keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu
melebih – lebihkan laba bersih mereka. Akibat laporan mengejutkan ini, nilai
saham Enron mulai anjlok dan saat Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus
gulung tikar, 2 Desember 2001, harga saham Enron hanya 26 sen.
6.
Penghancuran dokumen yang dilakukan oleh
David Duncan, ketua partner dari Andersen untuk Enron.
Dampak pelanggaran kode
etik Enron Corporation:
1.
Enron, perusahaan ketujuh terbesar di
Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia menyatakan dirinya
bangkrut. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS
dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka.
2.
Saham Enron bernilai 80 dolar As per
lembar pada bulan Februasri 2001 tetapi harganya hanya 26 sen per lembarnya
saat perusahhan itu mengumumkan kepailitan Enron. Berarti, tabungan dari para
pegawai yang bekerja keras selama hdupnya bernilai kosong sekarang ini.
3.
Clifford Baxter, bekas wakil komisaris
Enron bunuh diri dengan menembak keplanya. Polisi Houston menemukan mayat
Baxter di dalam mobil Mercedesnya yang diparkir di rumah mewahnya di Houston.
4.
Enron Corporation yang awalnya beromzet
U$ 100 miliar tiba – tiba saja bangkrut dan harus menanggung rugi tak kurang
dari U$ 50 miliar. ( sumber:
www.gudangkuliah.com/analisis-kasus-skandal-enron/
)
5.
Simpanan dana pensiun $ 1 miliar milik
7.500 karyawan habis karena menejemen Enron menanamkan dana tabungan karyawan
untuk membeli sahamnya sendiri. ( sumber: www.gudangkuliah.com/analisis-kasus-skandal-enron/
)
6.
Perusahaan Enron dan KAP Andersen
mengalami kebangkrutan dan memiliki banyak hutang kepada para pemegang
sahamnya, kehilangan kepercayaan klien – nya dan kehancuran yang menyisakan
penderitaan bagi banyak pihak.
Dalam
kasus Enron tersebut inti dari pelanggaran kode etik yang dilakukan adalah
manipulasi laporan keuangan, yaitu dengan melebih – lebihkan laba bersih perusahaan.
Manipulasi keuntungan tersebut dilakukan karena keinginan perusahaan agar saham
tetap diminati investor. Hal ini terjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap
pihak lain, dalam hal ini pihak – pihak yang selama ini diuntungkan atas
penipuan laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Hal ini buah dari
ketidakjujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis yang
berakibat hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak
pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar